Saat itu tepatnya pada bulan Ramadhan 2010, ketika saya dan seorang teman sedang ada acara beberapa hari di Kota Kudus, untuk menjenguk ayah dari teman kami yang sedang kritis sekaligus untuk menemani teman kami yang sudah seminggu ini berada di ICU RSUD Kudus.
Hari ketiga di kota ini saya sudah mulai jenuh hanya jalan-jalan disekitar rumah sakit ini. dan akhirnya sore itu saya putuskan untuk sekedar jalan sambil menunggu saatnya berbuka puasa. Dan saya putuskan untuk ke Alun-alun kota Kudus yang kebetulan sedang ada acara musik on truck disana. dan saya sempat ambil beberapa foto untuk sekedar kenang-kenangan.
Dan ketika saya sedang melihat sebuah sudut di tengah alun-alun saya kaget melihat seorang lelaki paruh baya duduk di tengah alun-alun itu sambil menggenggam makanan sisa orang dan menikmatinya tanpa memperdulikan keadaan sekelilingnya ada sekian ratus orang yang sedang menikmati acara ngabuburit.
Coba apa yang ada dipikaran kawan-kawan ketika melihat photo lelaki itu yang sempat saya abadikan.
Ternyata ditengah kota yang terkenal sebagai kota Rokok ini masih ada mereka yang seperti itu .
Ketika kita sedang sibuk mencari makanan enak di restoran-restoran terkenal, dicafe-cafe bahkan kita terkadang mencaci masakan ga enak bahkan dari masakan orang tua kita sendiri. Mereka sangat menikmati makanan sisa yang kita makan yang mereka temukan di bak sampah pinggir-pinggir jalan tanpa malu hanya untuk sekedar menyambung hidup.
Ketika kita sedang tidur nyenyak diatas kasur bahkan di hotel berbintang mereka harus merasakan dinginnya malam di teras-teras toko tanpa alas tanpa selimut. Yang harus merasakan terik mentari ketika siang hari dan harus merasakan dinginnya malam.
Ketika kita sibuk mencari baju baru untuk setiap acara mereka hanya mengenakan satu kain itu yang bahkan sudah tak lengkap dan sudah tak sempurna lagi menutupi tubuh mereka.
Apakah mereka memilih untuk terlahir seperti itu? Pasti tidak jika mereka mereka boleh memilih.
Pernahkah kita bersyukur dengan keadaan kita sekarang?
Yang masih bisa makan walaupun sekedarnya tanpa harus mencari sisa orang terlebih dahulu,
Yang masih bisa berlindung disaat teriknya siang hari menyengat tubuh, saat dinginnya hembusan angin ketika malam menjelang dan bahkan saat hujan turun, walaupun hanya sekedar gubuk atau rumah kontrakan.
Yang masih bisa berganti pakaian tiap hari walaupun hanya beberapa pakaian lusuh yang kita punya
Marilah sejenak kita berpikir, apakah kita sudah bersyukur atas apa yang kita punya sekarang?
Tuhan punya rencana lain untuk mereka dan untuk kita dan marilah kita bersyukur atas apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar